Yayasan Hylobates Awara

KAMI PEDULI

Terhadap eksistensi keanekaragaman hayati sebagai salah satu modal dasar keberlanjutan ekosistem makro dan mikro dalam menjaga equilibrium bumi.

KAMI AMBIL BAGIAN

Dalam kegiatan-kegiatan lapangan konservasi, restorasi, recovery, rehabilitasi, dan reservasi keanekaragaman hayati, baik dalam skala lansekap maupun in situ.

KAMI ADA DI LAPANGAN

Kami bekerja on the ground dan tidak hanya di tataran konsep dan desain konservasi. Kami juga berhubungan dengan masyarakat sekitar area konservasi untuk memastikan bahwa kegiatan kami diketahui serta disetujui oleh masyarakat melalui proses Free, Prior, Inform & Consent (FPIC).

TENTANG KAMI

Yayasan Hylobates Awara adalah sebuah entitas berbadan hukum yang berinisiatif dan bergerak di bidang konservasi keanekaragaman hayati, perencanaan & pengelolaan lansekap, rencana pemulihan, dan kegiatan-kegiatan yang berada di ruang lingkup serta tata kelola restorasi, rehabilitasi, dan rekonsiliasi biodiversity.

Manajemen Keanekaragaman hayati
100%
Rencana Pemulihan
75%
Inisiatif Lansekap
50%

Awara Team

Dr. Rinekso Soekmadi
Doktor lulusan Georg-August Universität Göttingen Jerman dan Dekan Fakultas Kehutanan IPB periode 2015-2020 ini adalah akademisi yang bergabung di Yahywa sebagai Conservation Expert.

Nawa Irianto
Forester IPB yang telah berpengalaman puluhan tahun di bidang Hutan Kemasyarakatan, FSC, Chain of Custody, dan Aktifitas Konservasi dalam rangka moving towards sustainable practices. Bergabung di Yahywa sebagai Associate Director

Ario Bhirowo
Konservasionis yang memiliki keahlian community approach ini piawai dalam meramu program konservasi ke dalam analisa spasial dan community empowerement.

Anton Prasojo
Alumnus Fakultas Kehutanan UGM yang mempunyai banyak pengalaman dalam implementasi NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation) di berbagai sektor bisnis (perkayuan, pulp and paper, karet, kelapa sawit). Pernah bergabung di organisasi internasional yang fokus terhadap penanganan isu-isu sustainability dan sosial masyarakat.

Climate and Biodiversity

Kisah Empat Musim

Berapa banyak airmata yang bisa ditampung bumi. Saat mata air mengering secepat padamnya api. Di puncak musim penghujan. Pada masa ketika cuaca seringkali bertukar tempat. Dengan isi otak yang mampat.

Berapa juta ton plastik menggantikan ubur-ubur kotak. Mengambang di lautan yang kehabisan riak. Saat perahu nelayan terdampar di buritan pulau. Menunggu. Hingga purnama menyusut. Menyusul langkah kegelapan. Saat itulah mereka bisa menangguk ikan. Untuk sekali makan.

Musim dingin lalu dipanasi oleh sekian banyak tungku. Dari pabrik-pabrik raksasa yang membakar langit. Setiap harinya. Saat orang-orang menikmati segala ingin. Sambil duduk di ruangan berpendingin.

Musim gugur adalah saat yang tepat untuk menggali lubang kubur. Bagi kematian hutan dan segala perabotnya. Menjadi sebuah pesta. Dari sekian banyak upacara. Memperingati arus zaman. Ketika dunia perlahan kehilangan peradaban.

Musim panas menyengat dengan dahsyat. Mencairkan sejarah masa lalu. Dari gunung-gunung es beku. Terapung dan pecah. Seiring hati yang terbelah.

Musim hujan menghujani tundra. Bukan lagi menumbuhkan kayu Ara. Air bah dilepas dari busurnya. Seperti gendewa di padang Kurusetra.

Conservation Philosophy

Come and Work with Us!

Contact Info

  • Office 8 , Level 18-A SCBD Jl. Jendral Sudirman  Kav 52-53 Jakarta Selatan  12190 Indonesia Phone  : 02129222848
  • nfo@awara.foundation
  • www.awara.foundation